Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cerita. Tampilkan semua postingan

CERITA AWAL PERADABAN SUNDA

SEJARAH SUNDA


Jika masyarakat Arab mengenal Mekkah dan Yerusalem sebagai wilayah keramat, maka di tatar Sunda orang mengenal Galunggung sebagai sebuah kabuyutan.
Di Mekkah terdapat 'maqom' (bekas petilasan) Ibrahim, maka di Galunggung terdapat 'sanghyang tapak Parahyangan' (bekas petilasan para leluhur awal).

Seorang sesepuh bernama Aki Anang alias Raden Anang Daryan Jayadikusumah" (1926 - 2000), pemimpin kelompok kebatinan 'jati Sunda' yang juga keturunan Batara di Galunggung, pernah menuturkan berita turun-temurun kurang lebih sebagai berikut :

Bahwasanya pada jaman yang telah lampau sekali, tatar Sunda adalah daerah perairan yang hanya terdapat satu daratan yang tidak terlalu luas (jaman air). Daerah tertinggi dari daratan itu adalah puncak dari sebuah gunung yang kini disebut Galunggung. Pada jaman itu puncak Galunggung adalah daratan tertinggi di tatar Sunda.
Pada hari yang diberkahi, tibalah sebuah perahu besar yang memuat banyak sekali manusia dan hewan peliharaan. Sebagian orang-orang perahu itu turun dan tinggal menetap membangun komunitas manusia yang baru. Itulah nenek moyang manusia Sunda sekarang, dan menjadikan Galunggung sebagai sebuah kabuyutan atau 'sanghyang tapak Parahyangan'.

Galunggung sebagai sebuah kabuyutan nyata disebut dalam guratan naskah lontar yang temukan di Ciburuy, Garut, yakni sebuah naskah yang setelah diteliti merupakan naskah lontar tertua di Indonesia dengan kode Kropak 632. Kropak 632 ini diperkirakan dibuat pada tahun 1030-an masehi.
Dalam naskah itu diberitakan bahwa Rakeyan Darmasiksa memberikan petuah kepada anak cucunya tentang pegangan hidup, dan bahwa kabuyutan di Galunggung harus dijaga dan dipertahankan agar tidak dikuasai oleh orang asing (Danasasmita, 2006).
Pesan Sang Darmasiksa bahwa Galunggung jangan sampai dikuasai orang asing nampaknya mirip dengan larangan bagi kaum non muslim memasuki tanah al Haram di Makkah (tanah larangan di Mekkah, Arab Saudi).
Mengapa kabuyutan perlu dijaga, tentulah karena kabuyutan adalah cikal dan simbol jatidiri. Rusaknya kabuyutan Galunggung berarti pudarnya jatidiri dan nilai-nilai asli yang khas dari masyarakat Sunda! Pesan Rakeyan Darmasiksa yang termuat dalam Kropak 632 dibukukan oleh Atja (1929-1991) dan Saleh Danasasmita (1933--1986) dengan judul 'Amanat Galunggung' (diterbitkan oleh Proyek Pengembangan Musium Jawa Barat).

Wibawa Galunggung sebagai sebuah kabuyutan, nampak pula dari petikan 'Babad Tanah Jawi ' dan 'Carita Parahyangan', bahwasanya putra sulung Raja Galuh yang bernama Sempak Waja menjadi Batara (raja pandita) di Galunggung dengan gelar Batara Dangiang Guru, yang melantik raja-raja yang akan berkuasa.
Kedudukan Batara di Galunggung yang amat tinggi didukung pula oleh penemuan naskah kuno lain dengan kode Kropak 406, yang isinya menerangkan kurang lebih sekitar tahun 1030-an, datanglah Darmasiksa (Sri Jayabupati) menghadap Batara keturunan Batara Dangiang Guru Sempak Waja, meminta wilayah yang kemudian diberi nama oleh Batara yang berkuasa itu sebagai 'tempat tinggal Sang Karma' (Saunggalah). Darmasiksa atau Sri Jayabupati menurut Carita Parahyangan adalah anak dari Sang Lumahing Winduraja. Sedangkan menurut naskah Pangeran Wangsakerta, Jayabupati adalah Raja Sunda ke-20 yang memerintah tahun 1030-1042 (Ekadjati, 2005).

Demikianlah Galunggung disebut sebagai kabuyutan, sebagai 'sanghyang tapak Parahyangan' yang sangat dikeramatkan dan dijaga oleh para 'raja pandita' (Batara) yang memiliki kekuasaan yang sangat tinggi di atas raja-raja biasa.

Kabuyutan-kabuyutan lain yang muncul terkemudian, yang merupakan 'turunan' dari kabuyutan Galunggung banyak tersebar di wilayah Jawa Barat, diantaranya Denuh, Ciburuy, Sumedang, Linggawangi, dan Panjalu. Seperti halnya di Galunggung, kabuyutan-kabuyutan ini pun dipimpin oleh raja pandita bergelar Batara.

PARA BATARA DI GALUNGGUNG

Membahas kabuyutan Galunggung tidak bisa lepas dari topik para Batara yang mendudukinya. Sejauh ini naskah-naskah kuno paling banyak menyebutkan nama 'Batara Dangiang Guru Sempak Waja' yang menjadi Batara di Galunggung. Batara-batara lain sesudahnya pun kadang disebut dengan menyertakan nama besar Dangiang Guru Sempak Waja, seperti halnya yang tertulis pada Kropak 406 di atas.

Dari Prasasti yang ditemukan di Gegerhanjuang, Tasikmalaya, diketahui nama seorang Batara wanita. Mungkin Batara wanita satu-satunya, bernama Batari Hyang, yang pada tahun 1111 mengubah bentuk kebataraan menjadi kerajaan, yaitu Kerajaan Galunggung.
Menurut versi lokal, diketahui setidaknya enam orang Batara yang memerintah setelah Batari Hyang tahun 1111, dan tidak diketahui jumlah Batara sebelum masanya.
Para Batara penguasa Galunggung yang dikenal masyarakat lokal diantaranya Batari Hyang, Batara Sempakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, dan Batara Wastuhayu. Versi keluarga R. Anang Daryan Jayadikusumah menambahkan nama Batara Gunawisesa.

Batara Gunawisesa adalah kakak sulung Batara Kuncung Putih. Adik-adik Batara Gunawisesa dari yang tertua hingga yang termuda adalah Wahyu Cakraningrat (makam di Curug Tujuh Galunggung), Ambu Sarigan (makam di Dinding Ari Galunggung), Ambu Hawuk alias Nyi Mas Garsih (makam di Dinding Ari Galunggung), dan Batara Kuncung Putih (makam di Kawah Galunggung).

Menindaklanjuti informasi dari prasasti Gegerhanjuang bahwasanya pada tahun 1111 masehi terjadi perubahan bentuk pemerintahan dari bentuk kebataraan menjadi kerajaan, tentulah menimbulkan pertanyaan mengenai perbedaan kedua bentuk pemerintahan tersebut.
Sejauh ini belum ada rujukan pustaka yang menerangkan hal itu.. Namun menurut hemat Penulis, barangkali bentuk kebataraan dapat dimisalkan dengan bentuk kepausan katolik sekarang ini yang berkedudukan di Roma. Italia, yakni pemerintahan setingkat negara (bahkan lebih dari itu) yang hanya mengurusi keruhanian masyarakat. Kemudian barulah pada tahun 1111 masehi, yakni pada jaman Batari Hyang, Batara tidak hanya mengurusi masalah ruhani masyarakat, namun juga masalah kompleks sehari-hari seperti kesejahteraan rakyat, politik, budaya, dan lain-lain. Dengan demikian, bertambahlah fungsi Batara sejak saat itu, meminjam istilah Islam, yakni sebagai 'ulama' (tokoh ruhani) sekaligus 'umaro' (tokoh birokrat pemerintahan).

JATI SUNDA SEBAGAI ‘AGAMA’ PARA BATARA

Kini muncul sebuah pertanyaan baru. Sebagai tokoh ruhani, apakah 'agama' para Batara ?
Menilik berdasar istilah, 'batara' tentulah kental dengan ke-Hinduan yang dibawa dari India.
Bisa jadi para Batara di Galunggung beragama Hindu adanya. Tapi bisa jadi pula tidak, meski segala istilah meminjam unsur ke-Hinduan.

Danasasmita (2006) dalam tulisannya berjudul 'Batu Nyantra dari Tapos' memberikan informasi yang disepakati oleh Penulis, bahwa agama orang Pajajaran (Sunda, Parahyangan) mengandung tiga unsur utama, yakni 'Hinduisme', 'Budhisme', dan 'Jati Sunda' dengan pemuliaan para leluhur. Dari ketiga unsur tersebut, ternyata 'Jati Sunda' yang paling mendominasi.

Merujuk pada pendapat Saleh Danasasmita (2006) pada tulisan berjudul 'Batu Nyantra dari Tapos' dan 'Hubungan Sri Jayabupati dengan Prasasti Geger Hanjuang, Penulis akan mengulas tentang alam spiritual masyarakat Sunda kuno, terutama para Batara di Galunggung :

Berdasarkan istilah-istilah dan nama-nama yang terdapat pada prasasti dan naskah kuno lainnya, para ahli berpendapat bahwa agama yang berkembang di tatar Sunda adalah Hindu. Namun setelah diteliti, apabila Hindu yang dianut, maka Hindu orang Sunda berbeda dengan Hindu di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Hindu di tatar Sunda tidak mengenal kasta, yang ada hanyalah feodalisme biasa.
Agama Hindu yang agak cocok dengan profil spiritual di tatar Sunda adalah Hindu Tantrayana, yakni perpaduan Hindu dan Budha, namun lebih mengarah ke Budha. Hal ini didukung oleh penemuan "Batu Nyantra" di Tapos, Bogor, pada tahun 1979, yang pada bagian atasnya terdapat goresan serupa gajah, dimana gajah adalah simbol aliran Tantrayana yang lebih mengarah ke Budhiisme.
Gambar gajah terdapat pula pada prasasti Kebon Kopi yang ditemukan di Kampung Muara, Cibungbulang, Bogor. Dengan demikian, Budhisme lebih dominan daripada Hinduisme dalam pengertian 'Siwaisme' pada masyarakat tatar Sunda kala itu.

Meminjam ungkapan Danasasmita, meninjau sejarah keagamaan di India, sebenarnya Budhisme dapat disebut sebagai salah satu aliran dalam agama Hindu. Sedangkan, agama Budha sendiri pada dasarnya lebih cenderung merupakan filsafat daripada agama. Ajaran agama Budha pada asal muasalnya tidak mengenal ritual ibadat karena menurut pahamnya keberhasilan mencapai nirwana semata-mata bergantung pada kebenaran karma (perbuatan) belaka.

Apa yang membedakan Budhisme dengan Hinduisme ialah watak Budhisme yang kosmopolit, dapat dianut oleh mereka yang bukan Hindu. Hinduisme pada dasarnya bercorak Aryan, bercorak khas Hindu, kerena menurut doktrin yang mendasarinya, seorang Hindu dilahirkan dalam kasta. Agama Budha tidak mengenal sistem kasta. Agaknya nilai-nilai Budhisme inilah yang menjadi bagian 'irisan' dengan falsafah asli Sunda, yaitu 'Jati Sunda'.
Menurut hemat Penulis, bukan Hinduisme atau Budhisme yang mendominasi alam spiritual orang Sunda, terutama para Batara di Galunggung. Hinduisme dan Budhisme hanya memperkaya khasanah spiritual dan bahasa. Logika sejarah mendukung pendapat Penulis, bahwa semenjak filtrasi besar-besaran ajaran Islam dari Cirebon dan Banten abad ke-16 di tatar Sunda, Hinduisme dan Budhisme begitu mudah sirna, sementara 'Jati Sunda' masih tetap ada dan hidup di hati masyarakat Sunda hingga detik ini. Jadi mana yang lebih berurat-berakar : Hinduisme - Budhisme atau 'Jati Sunda' ?

Ajaran 'Jati Sunda' mengajarkan keimanan kepada Tuhan Yang Satu, hidup sederhana (meurih), saling tolong menolong, bersahaja, dan 'kembali ke alam' atau 'back to nature', yakni bahwa alam dan manusia saling memberi sebab - akibat (Suganda, 2006).
Ajaran 'Jati Sunda' ini masih nampak kental pada beberapa komunitas masyarakat di wilayah tatar Sunda, diantaranya masyarakat Kampung Naga di Tasikmalaya, Kampung Kuta di Ciamis, Kampung Dukuh dan Kampung Pulo di Garut, Kampung Urug di Bogor, Kampung Ciptarasa - Sirnarasa di Sukabumi, dan Kanekes di Banten. ‘Jati Sunda’, jika dianggap agama, maka agama ini mirip dengan agama Nabi Ibrahim as. Agama Ibrahim belum bernama Islam. Para ulama menyebut agama Ibrahim adalah agama Hanif, yakni agama ‘Jalan Lurus’.

Demikianlah, bahwa banyak istilah Kehinduan yang memperkaya khasanah bahasa di tatar Sunda, khususnya di kabuyutan Galunggung, yang faktanya tak terbantahkan. Begitu pula sumbangan ajaran Hinduisme dan Budhaisme yang memperkaya falsafah asli 'Jati Sunda'. 'Jati Sunda' agaknya sudah ada jauh sebelum Hinduisme - Budhisme dikenal di Galunggung.

'Jati Sunda' mungkinkah 'agama' yang dibawa para Parahyangan (leluhur awal) yang merapat di Galunggung pada jaman air seperti cerita yang ditutur oleh mendiang Aki Anang ? Benarkah cerita Aki Anang tentang hal ikhwal karuhun Sunda di Galunggung ? Kita semua masih menunggu jawaban ilmiah dari para ahli.

Kabuyutan Galunggung : masih misteri yang belum terpecahkan ...

DAFTAR PUSTAKA
- Suganda, Her. 2006. 'Kampung Naga Mempertahankan Tradisi'. Penerbit PT Kiblat Buku Utama. Bandung
- Danasasmita, Saleh. 2006. 'Hubungan antara Sri Jayabupati dan Prasasti Gegerhanjuang' dalam 'Mencari Gerbang Pakuan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda' - Kumpulan makalah. Pusat Studi Sunda. Bandung
- Danasismita, Saleh. 2006. Batu Nyantra dari Tapos' dalam 'Mencari Gerbang Pakuan dan Kajian Lainnya Mengenai Budaya Sunda' - Kumpulan makalah. Pusat Studi Sunda. Bandung
- Ekadjati, Edi. 2005. 'Polemik Naskah Pangeran Wangsakerta'. Pustaka Jaya. Jakarta
- Silsilah Aki Anang (R. Anang Daryan Jayadikusumah) ke Batara di Galunggung)
 INDONESIA ATLANTIS


Buku Santos sewaktu ditanyakan ke ‘Amazon.com’ Beberapa bulan yang lalu ternyata habis tidak bersisa. Bukunya ini terlink ke 400 buah sites di Internet, Dan websitenya sendiri menurut Santos selama ini telah dikunjungi sebanyak 2.500.000 visits.

Ini adalah iklan gratis untuk mengenalkan Indonesia secara efektif ke dunia luar, yang tidak memerlukan Dana 1 sen pun dari Pemerintah RI.

Sebagaimana dapat diikuti dari websitenya, Plato menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?

Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, Dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, Dan olahraga.

Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat Dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Para dewa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, Dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.

Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir Dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat.

Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir Dan gempa yang sangat hebat.

Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal Dan Cro-Magnon. Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan Dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia Dan benua Asia.

Sulawesi, Maluku Dan Irian masih menyatu dengan benua Australia Dan terpisah dengan Sumatera Dan lain-lain itu. Kedua kelompok pulau ini dipisahkan oleh sebuah Selat yang mengikuti garis ‘Wallace’.

Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.

Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau Dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, Dan Gunung Rinjani. Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, Dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera Dan Jawa.

Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .

Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut. Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi. 

Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.

Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa. Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan. Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.

Santos telah menduga hal ini lebih dari 20 tahunan yang lalu sewaktu dia mencermati tradisi-tradisi suci dari Junani, Roma, Mesir, Mesopotamia, Phoenicia, Amerindian, Hindu, Budha, dan Judeo-Christian.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.

Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.

Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu.
Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya.
Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!).

Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.

Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.

Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.

Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.

Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain.

Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.

Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia.

Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’

Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.

Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun.
Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang Dia pergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya.

Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.

Apa yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan bangsa Indonesia ?
Bagaimana pula pakar Indonesia dari berbagai disiplin keilmuan menanggapi teori yang sebenarnya “mengangkat” Indonesia ke posisi sangat terhormat : sebagai asal usul peradaban bangsa-bangsa seluruh dunia ini ? Coba dong beri pula perhatian yang memadai.

Atau coba kita renungkan penyebab Atlantis dulu dihancurkan : penduduk cerdas terhormat yang berubah menjadi ambisius serta berbagai kelakuan buruk lainnya (mungkin ‘korupsi’ salah satunya). Nah, salah-salah Indonesia sang “mantan Atlantis” ini bakal kena hukuman lagi nanti kalau tidak mau berubah seperti yang ditampakkan bangsa ini secara terang-terangan sekarang ini.

Khususnya bagi warga Minang, Ada juga ‘utak-atik’ yang bisa dilakukan.
Santos mengatakan berdasarkan penelitiannya bahwa berbagai kisah tentang negara bak ‘surga’ yang kemudian menjadi hilang, bencana banjir besar, letusan gunung berapi, dan gempa dahsyat ditemui pada kisah-kisah berbagai bangsa di seluruh dunia. Kisah ini mirip satu dengan lainnya.

Apa pula kata Tambo Minangkabau tentang ranah Minang zaman baheula ?

“….Pada maso sabalun babalun balun, urang balun pinangpun balun, samaso tanah ameh ko sabingkah jo Simananjuang, kok gunuang baru sabingkah batu, tanah darek balun lai leba……, lah timbua gunung Marapi” (Pada masa serba belum, orang belum pinangpun belum, semasa tanah emas ini masih menyatu dengan Semenanjung, gunung baru sebingkah batu, tanah daratan belum lebar, sudah timbul gunung Merapi). Ada lagi “…waktu bumi basintak naiak, lauik basintak turun…” (Sewaktu daratan bergerak naik, laut bergerak turun).
‘………Samaso tanah ameh sabingkah jo Simananjuang’ , ini adalah masa sewaktu Atlantis masih exist.


Salah satu Menhir di Mahat

Sayang gerombolan Krakatau nggak di bawa kesini waktu berdarma wisata.  Padahal tinggal lewat aja …. Siapa sih tur guide nya ?

Konon kabarnya pula, sejumlah menhir yang berjumlah 800an buah di Mahat posisinya menghadap kearah matahari terbit, atau kearah Timur.

Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos yang tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa bumi.Arah Timur dari Mahat adalah arah lokasi Atlantis versi Santos yang tenggelam oleh tsunami, banjir, letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Pulau Sumaterapun ternyata tertulis dalam kisah Atlantis, yang disebut sebagai Taprobane.
Dulu Taprobane ini diartikan sebagai Ceylon, tapi kalau melihat ukuran besarnya tidak syak lagi bahwa Taprobane adalah Sumatera yang dikisahkan kaya dengan emas, batuan mulia, dan beragam binatang termasuk gajah.

Itulah kira-kira teori Santos secara sangat ringkas.
Bagi yang berminat untuk membaca lebih jelas, dapat langsung ke website Profesor Santos http://atlan. org/ atau membeli bukunya yang disebutkan diatas ke penerbit ‘Amazon.com’ (kalau sudah ada terbitan barunya).

Dan….perusahaan penerbangan mana yang akan memulai dengan iklan : Indonesia, Truly Atlantis………


Usaha lain menguak tabir tentang kehidupan Atlantis

Ini ada lagi yang lebih unik dari Santos dan kawan-kawan tentang usaha mereka untuk menguak misteri Atlantis. Sarjana Barat secara kebetulan menemukan seseorang yang mampu mengingat kembali dirinya sebagai orang Atlantis di kehidupan sebelumnya “Inggrid Benette”. Beberapa penggal kehidupan dan kondisi sosial dalam ingatannya masih membekas, sebagai bahan masukan agar bisa merasakan secara gamblang peradaban tinggi Atlantis. Dan yang terpenting adalah memberikan kita petunjuk tentang mengapa Atlantis musnah.

Di bawah ini adalah ingatan Inggrid Bennette tersebut :

Kehidupan yang Dipenuhi Kecerdasan

Dalam kehidupan sebelumnya di Atlantis, saya adalah seorang yang berpengetahuan luas, dipromosikan sebagai kepala energi wanita “Pelindung Kristal” (setara dengan seorang kepala pabrik pembangkit listrik sekarang). Pusat energi ini letaknya pada sebuah ruang luas yang bangunannya beratap lengkung. Lantainya dari pasir dan batu tembok, di tengah-tengah kamar sebuah kristal raksasa diletakkan di atas alas dasar hitam. Fungsinya adalah menyalurkan energi ke seluruh kota. Tugas saya melindungi kristal tersebut. Pekerjaan ini tak sama dengan sistem operasional pabrik sekarang, tapi dengan menjaga keteguhan dalam hati, memahami jiwa sendiri, merupakan bagian penting dalam pekerjaan, ini adalah sebuah instalasi yang dikendalikan dengan jiwa.

Ada seorang lelaki yang cerdas dan pintar, ia adalah “pelindung” kami, pelindung lainnya wanita.
Rambut saya panjang berwarna emas, rambut digelung dengan benda rajutan emas, persis seperti zaman Yunani. Rambut disanggul tinggi, dengan gulungan bengkok jatuh bergerai di atas punggung. Setiap hari rambutku ditata oleh ahli penata rambut, ini adalah sebagian pekerjaan rutin. Filsafat yang diyakini orang Atlantis adalah bahwa “tubuh merupakan kuilnya jiwa”, oleh karena itu sangat memperhatikan kebersihan tubuh dan cara berbusana, ini merupakan hal yang utama dalam kehidupan. Saya mengenakan baju panjang tembus pandang, menggunakan daun pita emas yang diikat di pinggang belakang setelah disilang di depan dada. Lelaki berpakaian rok panjang juga rok pendek, sebagian orang memakai topi, sebagian tidak, semuanya dibuat dengan bahan putih bening yang sama. Seperti pakaian seragam, namun di masa itu, sama sekali tidak dibedakan, mengenakan ini hanya menunjukkan sebuah status, melambangkan kematangan jiwa raga kita. Ada juga yang mengenakan pakaian warna lain, namun dari bahan bening yang sama, mereka mengenakan pakaian yang berwarna karena bertujuan untuk pengobatan. Hubungannya sangat besar dengan ketidakseimbangan pusat energi tubuh, warna yang spesifik memiliki fungsi pengobatan.

Berkomunikasi dengan Hewan

Saya sering pergi mendengarkan nasihat lumba-lumba. Lumba-lumba hidup di sebuah tempat yang dibangun khusus untuk mereka. Sebuah area danau besar yang indah, mempunyai undakan raksasa yang menembus ke tengah danau. Pilar dua sisi undakan adalah tiang yang megah, sedangkan area danau dihubungkan dengan laut melalui terusan besar. Di siang hari lumba-lumba berenang di sana, bermain-main, setelah malam tiba kembali ke lautan luas. Lumba-lumba bebas berkeliaran, menandakan itu adalah tempat yang sangat istimewa. Lumba-lumba adalah sahabat karib dan penasihat kami. Mereka sangat pintar, dan merupakan sumber keseimbangan serta keharmonisan masyarakat kami. Hanya sedikit orang pergi mendengarkan bahasa intelek lumba-lumba.

Saya sering berenang bersama mereka, mengelus mereka, bermain-main dengan mereka, serta mendengarkan nasihat mereka. Kami sering bertukar pikiran melalui telepati. Energi mereka membuat saya penuh vitalitas sekaligus memberiku kekuatan. Saya dapat berjalan-jalan sesuai keinginan hati, misalnya jika saya ingin pergi ke padang luas yang jauh jaraknya, saya memejamkan mata dan memusatkan pikiran pada tempat tersebut. Akan ada suatu suara “wuung” yang ringan, saya membuka mata, maka saya sudah berada di tempat itu.

Saya paling suka bersama dengan Unicorn (kuda terbang). Mereka sama seperti kuda makan rumput di padang belantara. Unicorn memiliki sebuah tanduk di atas kepalanya, sama seperti ikan lumba-lumba, kami kontak lewat hubungan telepati. Secara relatif, pikiran Unicorn sangat polos. Kami acap kali bertukar pikiran, misalnya, “Aku ingin berlari cepat”. Unicorn akan menjawab: “Baiklah”. Kita lari bersama, rambut kami berterbangan tertiup angin. Jiwa mereka begitu tenang, damai menimbulkan rasa hormat. Unicorn tidak pernah melukai siapa pun, apalagi mempunyai pikiran atau maksud jahat, ketika menemui tantangan sekalipun akan tetap demikian.
Saya sering kali merasa sedih pada orang zaman sekarang, sebab sama sekali tidak percaya dengan keberadaan hewan ini, ada seorang pembina jiwa mengatakan kepadaku: “Saat ketika kondisi dunia kembali pada keseimbangan dan keharmonisan, semua orang saling menerima, saling mencintai, saat itu Unicorn akan kembali”.

Lingkungan yang Indah Permai

Di timur laut Atlantis terdapat sebidang padang rumput yang sangat luas. Padang rumput ini menyebarkan aroma wangi yang lembut, dan saya suka duduk bermeditasi di sana. Aromanya begitu hangat. Kegunaan dari bunga segar sangat banyak, maka ditanam secara luas.
Misalnya, bunga yang berwarna biru dan putih ditanam bersama, ini bukan saja sangat menggoda secara visual, sangat dibutuhkan buat efektivitas getaran. Padang rumput ini dirawat oleh orang yang mendapat latihan khusus dan berkualitas tinggi serta kaya pengetahuan. “Ahli ramuan” mulai merawat mereka sejak tunas, kemudian memetik dan mengekstrak sari pati kehidupannya.

Di lingkungan kerja di Atlantis, jarang ada yang berposisi rendah. Serendah apa pun pekerjaannya, tetap dipandang sebagai anggota penting di dalam masyarakat kami. Masyarakat terbiasa dengan menghormati dan memuji kemampuan orang lain. Yang menanam buah, sayur-mayur, dan penanam jenis kacang-kacangan juga hidup di timur laut. Sebagian besar adalah ahli botani, ahli gizi dan pakar makanan lainnya. Mereka bertanggung jawab menyediakan makanan bagi segenap peradaban kami.

Sebagian besar orang ditetapkan sebagai pekerja fisik, misalnya tukang kebun dan tukang bangunan. Hal itu akan membuat kondisi tubuh mereka tetap stabil. Sebagian kecil dari mereka mempunyai kecerdasan, pengaturan pekerjaan disesuaikan dengan tingkat perkembangan kecerdasan mereka. Orang Atlantis menganggap, bahwa pekerjaan fisik lebih bermanfaat, ini membuat emosi (perasaan) mereka mendapat keseimbangan, marah dan suasana hati saat depresi dapat diarahkan secara konstruktif, lagi pula tubuh manusia terlahir untuk pekerjaan fisik, hal tersebut telah dibuktikan. Namun, selalu ada pengecualian, misalnya lelaki yang kewanitaan atau sebaliknya, pada akhirnya, orang pintar akan membimbing orang-orang ini bekerja yang sesuai dengan kondisi mereka. Setiap orang akan menuju ke kecerdasan, berperan sebagai tokoh sendiri, semua ini merupakan hal yang paling mendasar.

Atlantis

Seluruh kehidupan Atlantis merupakan himpunan keharmonisan yang tak terikat secara universal bagi tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan dan sayur-mayur. Setiap orang merupakan partikel bagiannya, setiap orang tahu, bahwa pengabdian mereka sangat dibutuhkan. Di Atlantis tidak ada sistem keuangan, hanya ada aktivitas perdagangan. Kami tidak pernah membawa dompet atau kunci dan sejenisnya. Jarang ada keserakahan atau kedengkian, yang ada hanya kebulatan tekad.

Teknologi yang Tinggi

Di Atlantis ada sarana terbang yang modelnya mirip “piring terbang” (UFO), mereka menggunakan medan magnet mengendalikan energi perputaran dan pendaratan, sarana hubungan jenis ini biasa digunakan untuk perjalanan jarak jauh. Perjalanan jarak pendek hanya menggunakan katrol yang dapat ditumpangi dua orang. Ia mempunyai sebuah mesin yang mirip seperti kapal hidrofoil, prinsip kerja sama dengan alat terbang, juga menggunakan medan energi magnet. Yang lainnya seperti makanan, komoditi rumah tangga atau barang-barang yang berukuran besar, diangkut dengan cara yang sama menggunakan alat angkut besar yang disebut “Subbers.”
Atlantis adalah sebuah peradaban yang sangat besar, kami berkomunikasi menggunakan kapal untuk menyiarkan berita ke berbagai daerah. Sebagian besar informasi diterima oleh “orang pintar” melalui respons batin, mereka memiliki kemampuan menerima dengan cara yang istimewa, ini mirip dengan stasiun satelit penerima, dan sangat akurat.
Maka, pekerjaan mereka adalah duduk dan menerima informasi yang disalurkan dari tempat lain. Sebenarnya, dalam pekerjaan, cara saya mengoperasikan kristal besar, juga dikerjakan melalui hati.

Pengobatan yang Maju

Dalam peradaban ini, tidak ada penyakit yang parah. Metode pengobatan yang digunakan, semuanya menggunakan kristal, warna, musik, wewangian dan paduan ramuan, dengan mengembangkan efektivitas pengobatan secara keseluruhan.
Pusat pengobatan adalah sebuah tempat yang banyak kamarnya. Saat penderita masuk, sebuah warna akan dicatat di tembok. Lalu pasien diarahkan ke sebuah kamar khusus untuk menentukan pengobatan. Di kamar pertama, asisten yang terlatih baik dan berpengetahuan luas tentang pengobatan akan mendeteksi frekwensi getaran pada tubuh pasien. Informasi dialihkan ke kamar lainnya. Di kamar tersebut, sang pasien akan berbaring di atas granit yang datar, sedangkan asisten lainnya akan mengatur rancangan pengobatan yang sesuai untuk pasien.
Setelah itu, kamar akan dipenuhi musik terapi, kristal khusus akan diletakkan di pasien. Seluruh kamar penuh dengan wewangian yang lembut, terakhir akan tampak sebuah warna. Selanjutnya, pasien diminta merenung, agar energi pengobatan meresap ke dalam tubuh. Dengan demikian, semua indera yang ada akan sehat kembali, “warna” menyembuhkan indera penglihatan, “aroma tumbuh-tumbuhan” menyembuhkan indera penciuman, “musik yang merdu” menyembuhkan indera pendengaran, dan terakhir, “air murni” menyembuhkan indera perasa. Saat meditasi selesai, harus minum air dari tabung. Energinya sangat besar, bagaikan seberkas sinar, menyinari tubuh dari atas hingga ke bawah. Seluruh tubuh bagai telah terpenuhi. Teknik pengobatan selalu berkaitan dengan “medan magnet” dan “energi matahari”, sekaligus merupakan pengobatan secara fisik dan kejiwaan.

Pendidikan Anak yang Ketat

Saat bayi masih dalam kandungan, sudah diberikan suara, musik serta bimbingan kecerdasan pada zaman itu. Semasa dalam kandungan, “orang pintar” akan memberikan pengarahan kepada orang tua sang calon anak. Sejak sang bayi lahir, orang tua merawat dan mendidiknya di rumah, menyayangi dan mencintai anak mereka. Di siang hari, anak-anak akan dititipkan di tempat penitipan anak, mendengar musik di sana, melihat getaran warna dan cerita-cerita yang berhubungan dengan cara berpikiran positif dan kisah bertema filosofis.

Pusat pendidikan anak, terdapat di setiap tempat. Anak-anak dididik untuk menjadi makhluk hidup yang memiliki inteligensi sempurna. Belajar membuka pikiran, agar jasmani dan rohani mereka bisa bekerja sama. Di tahap perkembangan anak, orang pintar memegang peranan yang sangat besar, pendidik mempunyai posisi terhormat dalam masyarakat Atlantis, biasanya baru bisa diperoleh ketika usia mencapai 60-120 tahun, tergantung pertumbuhan inteligensi. Dan merupakan tugas yang didambakan setiap orang.

Di seluruh wilayah, setiap orang menerima pendidikan sejak usia 3 tahun. Mereka menerima pendidikan di dalam gedung bertingkat. Di depan gedung sekolah terdapat lambang pelangi, pelangi adalah lambang pusat bimbingan. Pelajaran utamanya adalah mendengar dan melihat. Sang murid santai berbaring atau duduk, sehingga ruas tulang belakang tidak mengalami tekanan. Metode lainnya adalah merenung, mata ditutup dengan perisai mata, dalam perisai mata ditayangkan berbagai macam warna. Pada kondisi merenung, metode visualisasi seperti ini sangat efektif. Bersamaan itu juga diberi pita kaset bawah sadar. Saat tubuh dan otak dalam keadaan rileks, pengetahuan mengalir masuk ke bagian memori otak besar. Ini merupakan salah satu metode belajar yang paling efektif, sebab ia telah menutup semua jalur informasi yang dapat mengalihkan perhatian. “Orang pintar” membimbing si murid, tergantung tingkat kemampuan menyerap sang anak, dan memudahkan melihat bakat tertentu yang dimilikinya. Dengan begini, setiap anak memiliki kesempatan yang sama mengembangkan potensinya.

Pemikiran maju yang positif dan frekwensi getaran merupakan kunci utama dalam masa belajar dan meningkatkan/mendorong wawasan sanubari terbuka. Semakin tinggi tingkat frekwensi getaran pada otak, maka frekwensi getaran pada jiwa semakin tinggi. Semakin positif kesadaran inheren, maka semakin mencerminkan kesadaran ekstrinsik maupun kesadaran terpendam. Ketika keduanya serasi, akan membuka wawasan dunia yang positif: Jika keduanya tidak serasi, maka orang akan hanyut pada keserakahan dan kekuasaan. Bagi orang Atlantis, mengendalikan daya pikir orang lain adalah cara hidup yang tak beradab, dan ini tidak dibenarkan.

Dalam buku sejarah kami, kami pernah merasa tidak aman dan tenang. Karakter leluhur kami yang tak beradab masih saja mempengaruhi masyarakat kami waktu itu. Misalnya, memilih binatang untuk percobaan. Namun, kaidah inteligensi dengan keras melarang mencampuri kehidupan orang lain. Meskipun kita tahu ada risikonya, namun kita tidak boleh memaksa atau menghukum orang lain, sebab setiap orang harus bertanggung jawab atas perkembangan sanubarinya sendiri. Pada masyarakat itu, rasa tidak aman adalah demi untuk mendapatkan keamanan. Filsafat seperti ini sangat baik, dan sangat dihormati orang-orang ketika itu, ia adalah pelindung kami.

Kiamat yang Melanda Atlantis

Saya tidak bersuami. Pada waktu itu, orang-orang tidak ada ikatan perkawinan. Jika Anda bermaksud mengikat seseorang, maka akan melaksanakan sebuah upacara pengikatan. Pengikatan tersebut sama sekali tidak ada efek hukum atau kekuatan yang mengikat, hanya berdasarkan pada perasaan hati. Kehidupan seks orang Atlantis sangat dinamis untuk mempertahankan kesehatan. Saya memutuskan hidup bersamanya berdasarkan kesan akan seks, inteligensi dan daya tarik. Di masa itu, seks merupakan sebuah bagian penting dalam kehidupan, seks sama pentingnya dengan makan atau tidur. Ini adalah bagian dari “keberadaan hidup secara keseluruhan”, lagi pula tubuh kami secara fisik tidak menampakkan usia kami, umumnya kami dapat hidup hingga berusia 200 tahun lamanya.
Ada juga yang orang berhubungan seks dengan hewan, atau dengan setengah manusia separuh hewan, misalnya, tubuh seekor kuda yang berkepala manusia.
Di saat itu, orang Atlantis dapat mengadakan transplantasi kawin silang, demi keharmonisan manusia dan hewan pada alam, namun sebagian orang melupakan hal ini, titik tolak tujuan mereka adalah seks. Orang yang sadar mengetahui bahwa ini akan mengakibatkan ketidakseimbangan pada masyarakat kami, orang-orang sangat cemas dan takut terhadap hal ini, tetapi tidak ada tindakan preventif. Ini sangat besar hubungannya dengan keyakinan kami, manusia memiliki kebebasan untuk memilih, dan seseorang tidak boleh mengganggu pertumbuhan inteligensi orang lain. Orang yang memilih hewan sebagai lawan main, biasanya kehilangan keseimbangan pada jiwanya, dan dianggap tidak matang.

Teknologi Maju yang Lalim

Pada masa kehidupan saya, kami tahu Atlantis telah sampai di pengujung ajal. Di antara kami ada sebagian orang yang tahu akan hal ini, namun, adalah sebagian besar orang sengaja mengabaikannya, atau tidak tertarik terhadap hal ini. Unsur materiil telah kehilangan keseimbangan. Teknologi sangat maju. Misalnya, polusi udara dimurnikan, suhu udara disesuaikan. Majunya teknologi, hingga kami mulai mengubah komposisi udara dan air. Terakhir ini menyebabkan kehancuran Atlantis.

Empat unsur pokok yakni: angin, air, api, dan tanah adalah yang paling fundamental dari galaksi dan bumi kami ini, basis materiil yang paling stabil. Mencoba menyatukan atau mengubah unsur pokok ini telah melanggar hukum alam. Ilmuwan bekerja dan hidup di bagian barat Atlantis, mereka “mengalah” pada keserakahan, demi kekuasaan dan kehormatan pribadi bermaksud “mengendalikan” 4 unsur pokok. Kini alam tahu, hal ini telah mengakibatkan kehancuran total. Mereka mengira dirinya di atas orang lain, mereka berkhayal sebagai tokoh Tuhan, ingin mengendalikan unsur pokok dasar pada bintang tersebut.

Menjelang Hari Kiamat

Ramalan “kiamat” pernah beredar secara luas, namun hanya orang yang pintar dan yang mengikuti jalan spritual yang tahu penyebabnya. Akhir dari peradaban kami hanya disebabkan oleh segelintir manusia! Ramalan mengatakan: “Bumi akan naik, Daratan baru akan muncul, semua orang mulai berjuang lagi. Hanya segelintir orang bernasib mujur akan hidup, mereka akan menyebar ke segala penjuru di daratan baru, dan kisah Atlantis akan turun-temurun, kami akan kembali ke masa lalu”. Menarik pelajaran, Lumba-lumba pernah memberitahu kami hari “kiamat” akan tiba, kami tahu saat-saat tersebut semakin dekat, sebab telah dua pekan tidak bertemu lumba-lumba. Mereka memberitahu saat kami akan pergi ke sebuah tempat yang tenang, dan menjaga bola kristal, lumba-lumba memberitahu kami dapat pergi dengan aman ke barat.

Banyak orang meninggalkan Atlantis mencari daratan baru. Sebagian pergi sampai ke Mesir, ada juga menjelang “kiamat” meninggalkan Atlantis dengan kapal perahu, ke daratan baru yang tidak terdapat di peta. Daratan-daratan ini bukan merupakan bagian dari peradaban kami, oleh karena itu tidak dalam perlindungan kami. Banyak yang merasa kecewa dan meninggalkan kami, aktif mencari lingkungan yang maju dan aman. Oleh karenanya, Atlantis nyaris tidak ada pendatang. Namun, setelah perjalanan segelintir orang hingga ke daratan yang “aneh”, mereka kembali dengan selamat. Dan keadaan negerinya paling tidak telah memberi tahu kami pengetahuan tentang kehidupan di luar Atlantis.

Saya memilih tetap tinggal, memastikan kristal energi tidak mengalami kerusakan apa pun, hingga akhir. Kristal selalu menyuplai energi ke kota. Saat beberapa pekan terakhir, kristal ditutup oleh pelindung transparan yang dibuat dari bahan khusus. Mungkin suatu saat nanti, ia akan ditemukan, dan digunakan sekali lagi untuk maksud baik. Saat kristal ditemukan, ia akan membuktikan peradaban Atlantis, sekaligus menyingkap misteri lain yang tak terungkap selama beberapa abad.

Saya masih tetap ingat hari yang terpanjang, hari terakhir, detik terakhir, bumi kandas, gempa bumi, letusan gunung berapi, bencana kebakaran. Lempeng bumi saling bertabrakan dengan keras. Bumi sedang mengalami kehancuran, orang-orang di dalam atap lengkung bangunan kristal bersikap menyambut saat kedatangannya. Jiwa saya sangat tenang. Sebuah gedung berguncang keras. Saya ditarik seseorang ke atas tembok, kami saling berpelukan. Saya berharap bisa segera mati. Di langit asap tebal bergulung-gulung, saya melihat lahar bumi menyembur, kobaran api merah mewarnai langit. Ruang dalam rumah penuh dengan asap, kami sangat sesak. Lalu saya pingsan, selanjutnya, saya ingat roh saya terbang ke arah terang. Saya memandang ke bawah dan terlihat daratan sedang tenggelam. Air laut bergelora, menelan segalanya. Orang-orang lari ke segala penjuru, jika tidak ditelan air dahsyat pasti jatuh ke dalam kawah api. Saya mendengar dengan jelas suara jeritan. Bumi seperti sebuah cerek air raksasa yang mendidih, bagai seekor binatang buas yang kelaparan, menggigit dan menelan semua buruannya. Air laut telah menenggelamkan daratan.

Sumber Kehancuran

Lewat ingatan Inggrid Benette, diketahui tingkat perkembangan teknologi bangsa Atlantis, berbeda sekali dengan peradaban kita sekarang, bahkan pengalamannya akan materiil berbeda dengan ilmu pengetahuan modern, sebaliknya mirip dengan ilmu pengetahuan Tiongkok kuno, berkembang dengan cara yang lain. Peradaban seperti ini jauh melampaui peradaban sekarang. Mendengarnya saja seperti membaca novel fiktif. Bandingkan dengan masa kini, kemampuan jiwa bangsa Atlantis sangat diperhatikan, bahkan mempunyai kemampuan supernormal, mampu berkomunikasi dengan hewan, yang diperhatikan orang sekarang adalah pintar dan berbakat, dicekoki berbagai pengetahuan, namun mengabaikan kekuatan dalam.

Bangsa Atlantis mementingkan “inteligensi jiwa” dan “tubuh” untuk mengembangkan seluruh potensi terpendam pada tubuh manusia, hal ini membuat peradaban mereka bisa berkembang pesat dalam jangka panjang dan penyebab utama tidak menimbulkan gejala ketidakseimbangan. Mengenai punahnya peradaban Atlantis, layak direnungkan orang sekarang. Plato menggambarkan kehancuran Atlantis dalam dialognya sebagai berikut:

“Hukum yang diterapkan Dewa Laut membuat rakyat Atlantis hidup bahagia, keadilan Dewa Laut mendapat penghormatan tinggi dari seluruh dunia, peraturan hukum diukir di sebuah tiang tembaga oleh raja-raja masa sebelumnya, tiang tembaga diletakkan di tengah di dalam pulau kuil Dewa Laut. Namun masyarakat Atlantis mulai bejat, mereka yang pernah memuja dewa palsu menjadi serakah, maunya hidup enak dan menolak kerja dengan hidup berfoya-foya dan serba mewah.”

Plato yang acap kali sedih terhadap sifat manusia mengatakan: “Pikiran sekilas yang suci murni perlahan kehilangan warnanya, dan diselimuti oleh gelora nafsu iblis, maka orang-orang Atlantis yang layak menikmati keberuntungan besar itu mulai melakukan perbuatan tak senonoh, orang yang arif dapat melihat akhlak bangsa Atlantis yang makin hari makin merosot, kebajikan mereka yang alamiah perlahan-lahan hilang, tapi orang-orang awam yang buta itu malah dirasuki nafsu, tak dapat membedakan benar atau salah, masih tetap gembira, dikiranya semua atas karunia Tuhan.”

Hancurnya peradaban disebabkan oleh segelintir manusia, banyak yang tahu sebabnya, akan tetapi sebagian besar orang mengabaikannya, maka timbul kelongsoran besar, dalam akhlak dan tidak dapat tertolong. Maka, sejumlah kecil orang berbuat kesalahan tidak begitu menakutkan, yang menakutkan adalah ketika sebagian besar orang “mengabaikan kesalahan”, hingga “membiarkan perubahan” selanjutnya diam-diam “menyetujui kejahatan”, tidak dapat membedakan benar dan salah, kabar terhadap kesalahan mengakibatkan kesenjangan sifat manusia, moral masyarakat merosot dahsyat, mendorong peradaban ke jalan buntu

Ingat iklan pariwisata Malaysia yang cantik itu ? Malaysia, Truly Asia…
Banyak orang Kita yang sebal melihat iklan yang bagus itu, karena banyak hal-hal yang digambarkan dalam iklan itu sebenarnya lebih banyak dijumpai di pelbagai wilayah Indonesia dari pada di Malaysia.Yah, Kita selalu ‘keduluan’ oleh mereka.Hal lain yang menyebalkan menyangkut negeri tercinta ini adalah manakala Ada yang mengatakan bahwa banyak orang di Amerika atau di luar negeri yang tidak mengenal Indonesia. Katanya mereka tahu Bali, tapi Indonesia itu dimana sih…., konon tanya mereka……Tapi perkembangan terbaru rada beda ; mempromosikan Indonesia akhir-akhir ini mestinya ibarat mendayung perahu ke hilir, yang didorong arus sungai dari belakang. Banyak kemudahan yang didapat secara gratis.Bukan hanya akibat kedatangan Hillary Rodam Clinton, tapi terutama oleh ulah Prof. Arysio N. Dos Santos yang menerbitkan buku yang menggemparkan : “Atlantis the Lost Continents Finally Found”.

Dimana ditemukannya ?Secara tegas dinyatakannya bahwa lokasi Atlantis yang hilang sejak kira-kira 11.600 tahun yang lalu itu adalah di Indonesia (!).Selama ini, benua yang diceritakan Plato 2.500 tahun yang lalu itu adalah benua yang dihuni oleh bangsa Atlantis yang memiliki peradaban yang sangat tinggi dengan alamnya yang sangat kaya, yang kemudian hilang tenggelam ke dasar laut oleh bencana banjir Dan gempa bumi sebagai hukuman dari para Dewa. Kisah Atlantis ini dibahas dari masa ke masa, Dan upaya penelusuran terus pula dilakukan guna menemukan sisa-sisa peradaban tinggi yang telah dicapai oleh bangsa Atlantis itu.Pencarian dilakukan di samudera Atlantik, Laut Tengah, Caribea, sampai ke kutub Utara. Pencarian ini sama sekali tidak Ada hasilnya, sehingga sebagian orang beranggapan bahwa yang diceritakan Plato itu hanyalah negeri dongeng semata.Professor Santos yang ahli Fisika Nuklir ini menyatakan bahwa Atlantis tidak pernah ditemukan karena dicari di tempat yang salah.Lokasi yang benar secara menyakinkan adalah Indonesia, katanya. Dia mengatakan bahwa dia sudah meneliti kemungkinan lokasi Atlantis selama 29 tahun terakhir ini.Ilmu yang digunakan Santos dalam menelusur lokasi Atlantis ini adalah ilmu Geologi, Astronomi, Paleontologi, Archeologi, Linguistik, Ethnologi, Dan Comparative Mythology.

TANAMAN HERBAL

Tanaman Hebal Yang Berkhasiat Obat

Disebuah kebun tumbuhlah berbagai jenis tanaman. Semua tumbuh dengan asri. Udara sekitar kebun sejuk dan nyaman. Pada suatu hari terdengarlah percakapan dalam kebun itu.

Pohon sawo, sambil menggeliat berkata : ” Aku heran, untuk apa kamu ditanam. Wuluh? Buahmu amat masam. Mana ada orang yang mau memakanmu?”

Pepaya : ” Beteul wo, Belimbing wuluh tak ada gunanya. Lain dengan kita. Buah kita disukai orang. Tebal dagingnya, manis rasanya, sedap.” (Pepaya mencibir belimbing wuluh).

Belimbing wuluh : ” Siapa bilang aku tak ada berguna? Orang memakai buahku untuk bumbu ikan. Aku dapat dijadikan obat batuk. Hebat……kan. Kamu Sawo, kulitmu gelap coklat, jelek.”Senang memakannya. Buahku yang muda obat disentri yang manjur. Coba parut dan seduh dengan air mendidih satu cangkir. Minum hangat-hangat. Disentri segera lenyap.”

Pepaya : ” Tetapi engkau masih kalah denganku Wo. Buahku manis, dapat dimakan begitu saja. Daun muda dan buahku untuk sayur. Akulah pohon yang paling berguna.”

Sawo : ” Kamu hanya tanaman pangan!” (ejek sawo)

Pepaya : ” Eh siapa bilang. Daunku dapat dijadikan obat malaria.”

Beluntas : ” Dan dengan daunku.”

Pohon Aren : ” Iya. Daun-daun rebus itu harus dicampur dengan gula aren. Barulah jadi obat malaria itu.”

Jeruk Nipis : ” Sudahlah aku yang paling hebat. Buahku dapat mengobati segala macam penyakit. “

Kunyit  :  ” Wah banyak penyakit. Demam, panas, sakit perut, penyakit apa saja. “

Jambu biji  : ” Bohong. Yang benar, daunkulah yang dapat menghentikan mencret. Tentu setelah dicampur dengan petai cina, jahe, kencur tumbuk, lalu diseduh dengan air panas. “

Kunyit  : ” Salah, salah. Aku obat mencret paling manjur. Bakar aku sampai hangus. Lalu dicampur dengan segenggam beras sanggrai tumbuk. Minum 1 sdm saja, tiga kali sehari. Buang-buang air akan berhenti. Hebatkan. “

Kunyit, sawo, dll  : ” Sst…Ada orang datang. Ayo, kita lihat. Siapa yang dia cari? Pasti dialah yang paling hebat.”

Anak laki-laki  : ” Ayah, kebun ini seperti hutan saja. Mengapa tidak kita bersihkan saja?”

Ayah  :  ” Usulmu baik, Nak. Tetapi hati-hati, ya. Rumput pun berguna untuk obat.”

Anak  :  Rumput untuk obat ? “

Ayah  : ” Oh, ya. Akar alang-alang, tumbuhan liar seperti meniran dan orang aring berguna. Tanaman pagar seperti beluntas dan kumis kucing berguna untuk obat.”

Anak  : ” Jadi, tanaman ini semua berguna?”

Ayah  :  “Ya. Untuk obat tradisional biasanya diperlukan berbagai tanaman. Masak pun diperlukan berbagai tanaman. Jadi, tanaman dikebun ini hebat semua.”

Anak  : ” Kalau begitu hebat sekali kebun Ayah ini, seperti waserba saja! “

Ayah  : ” Apa itu? “

Anak  : ” Warung serba ada. “

Dapatkah pembaca memahami percakapan diatas? sudah tentu Tentu  bisa, karena disekitar kita banyak tumbuhan  hebal yang berguna untuk dijadikan obat. sebenarnya hampir setiap bagian dari tumbuhan berguna/ada manfaat bagi manusia terutama dalam hal obat.
 
Mungkin semua juga tahu, Bahwa alam Indonesia dikenal sebagai penghasil tumbuhan obat. Sebagai negara tropis, banyak tumbuhan berkhasiat obat tumbuh subur ditanah kita. Kini, selain pengobatan medis, tidak sedikit dokter yang menyarankan pengobatan herbal.

Karena tumbuhan banyak bermanfaat dan kegunaannya bagi kita, maka tumbuhan harus dijaga dan dipelihara untuk kepentingan manusia.

Tumbuhan apa saja yang berkhasiat obat? Banyak tumbuhan yang berkhasiat obat, misalnya Tempuyng, sirih, pare, temu lawak, kunyit, kemiri, tomat, pisang kelutuk, dll.

Marilah kita kembali kealam, tak kita sadari bahwa tumbuhan disekitar kita banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan.



Sumber  :  Buku Tanaman Obat

6 tahun mengembara

6 tahun lamanya mengembara ke jakarta demi membantu saudara/i ku yang sedang menuntut ilmu juga keluarga tercinta akhirnya ku akhiri juga dengan pasti di tahun 2011 tepatnya di bulan Januari akhir...kini giliranku untuk membangun masa depanku yang sudah lama tertunda... bersyukur aku kepada Tuhan yang Maha Esa karena begitu banyak pengalaman selama pengembaraanku (pahit getirnya,asam manisnya ) kaya buah ajah...heheeeee...! kini aku berkumpul kembali bersama kawan seperjuangan lamaku yang telah lama berpisah... hingga akhirnya akupun memperoleh pegetahuan baru yang yg aku pikir tidak semua orang bisa mendapatkan kesempatan itu... aku memang bukanlah lulusan mahasiswa Informatika ataupun sejenisnya...namun pengetahuan itu bisa aku dapatkan berkat dukungan kawan" yang mau berbagi dan membantu agar aku bisa lebih maju lagi...!  sekarang aku da kawan" membangun sebuah perusahaan...walaupun masih dalam tarap CV. tetapi itu tak menyurutkan kawan" untuk bisa lebih tinggi alias PT. sekilas tentang cv, kami bergerak di bidang Jasa Streaming dll selengkapnya para pembaca artikel ini bisa berkunjung di http://quantumsoftmedia.com !

kini kami pun sudah mulai membuka training e-marketing di http://training.quantumsoftmedia.com 
mungkin di tahun 2012 ini aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yg lebih tinggi lagi ( tuntutlah ilmu mulai dari buaian sampai liang lahad ).

mungkin ini sedikit cerita aku mengenai akhir pengembaraan di jakarta dan awal karier baru ku bersama kawan" tercinta...! semoga harapan kami ini bisa tercapai sebagaimana slogan cv yang sedang kami rintis ini "world in one touch".